Hanya punya waktu satu hari untuk berlibur di Semarang? Jangan khawatir, kalian masih bisa menjelajahi kota ini dengan mendatangi tempat-tempat wisata dan mencicipi kulinernya.

Bersama keluarga, aku berangkat menuju Semarang pukul 06.00 dengan menggunakan mobil dan memakan waktu hampir 3 jam perjalanan. Saat musim liburan sekolah seperti ini, kita harus pintar-pintar memanage waktu perjalanan. Belilah bekal untuk perjalanan satu hari sebelumnya, isi bahan bakar mobil satu hari sebelumnya dan juga isi dompet satu hari sebelumnya. Jadi saat perjalanan berangkat menuju Semarang kalian tidak perlu mampir-mampir.

Berangkat pagi bukan berarti bisa terhindar dari kemacetan. Kemarin, titik macet ada di daerah Temanggung dan Ambarawa, walau tidak parah-parah amat tapi cukup memakan waktu juga. Kalau kalian akan melewati tol, jangan lupa siapkan uang recehan untuk membayar.

Beberapa tempat wisata yang aku kunjungi saat ke Semarang :

1. Lawang Sewu

Lawang Sewu adalah tujuan utama wisatawan jika mengunjungi Semarang. Sebelumnya, Semarang hanya menjadi tempat 'lewat' atau tempat 'singgah' ku bersama keluarga saat akan pulang kampung ke Bogor. Sudah lama juga penasaran dengan bangunan satu ini.

Lokasi Lawang Sewu berada di Jl. Pemuda, Komplek Tugu Muda, Semarang. Harga tiket masuk Lawang Sewu untuk dewasa 10k, anak-anak dan pelajar 5k dan akan didampingi oleh seorang pemandu dengan membayar 30k. Pemandu akan mengajak kita mengitari bagian-bagian bangunan ini satu persatu sambil menjelaskan riwayatnya. Tidak usah sungkan-sungkan untuk menanyakan sesuatu jika kalian bingung. Tidak usah malu juga meminta tolong pemandu untuk mengabadikan foto narsis kalian :D

Setelah membeli tiket di loket depan dan pemeriksaan tiket, pemandu membawa kami menuju bangunan utama yang sekarang dijadikan sebagai museum kereta api. Sejarah bangunan Lawang Sewu tentu saja tidak lepas dari sejarah perindustrian kereta api di Indonesia. Lawang Sewu dulunya adalah kantor pusat perusahaan kereta api di masa Hindia-Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api Semarang-Tanggung di tahun 1867.

Lawang Sewu sendiri sebenarnya memiliki jumlah pintu hanya 900 sekian buah. Jadi tidak bulat 1000 buah ya. Beberapa ruangan di bangunan ini dulunya selain sebagai perkantoran, juga menjadi ruang-ruang penjara dan tempat penyiksaan. Maka dari itu sampai sekarang Lawang Sewu dipercayai masih menyimpan banyak cerita mistis.

Kalau kalian suka wisata mistis, bisa mengunjungi Lawang Sewu saat malam tetapi maksimal hanya sampai pukul 21.00 saja. Kebetulan kami dipandu oleh seorang pemandu yang lumayan kocak dan jayus. Si pemandu mencoba untuk menakut-nakuti kami, mungkin dengan niat bercanda agar kami tidak terbawa suasana 'merinding' didalam. Tapi, tetap saja gagal :))



Sayangnya sekarang Lawang Sewu sedang dalam renovasi, jadi ada beberapa area yang sementara di tutup untuk kunjungan wisata. Tak jarang Lawang Sewu juga di jadikan area untuk resepsi pernikahan dan acara-acara besar saat malam hari.

2. Sam Poo Kong

Tempat wisata lain yang dekat dengan Lawang Sewu adalah Klenteng Sam Poo Kong yang terletak di Jl. Simongan Raya. Dari Lawang Sewu kalian menuju Jl. Sutomo hingga menemukan lampu merah ketiga, dekat dengan RS Kariadi. Lalu belok kanan, ikuti saja jalan sampai melewati jembatan berwarna orange. Nanti klenteng tersebut ada di kiri jalan.

Tiket masuknya 3k saja untuk wisatawan lokal, dan wisatawan asing 10k. Ada sebuah area dimana area tersebut merupakan area sembahyang bagi umat Konghucu. Jadi kalau kita ingin menuju kesana, bayar lagi tiket masuknya sebanyak 20k.

Sepulang dari Ternate sekitar hampir sebulan lalu, jarang sekali aku bisa keluar rumah untuk melancong. Banyak planing yang belum terlaksana, salah satunya adalah mengunjungi beberapa candi-candi kecil di seputaran Jogja. Akhirnya pagi tadi hari Rabu tanggal 24 Desember, aku mencuri-curi waktu di tengah persiapan untuk menimba ilmu lagi. Mumpung libur panjang ya kan :)

Bersama 3 orang kawan, kami pun memutuskan berangkat menuju Candi Ijo dan Candi ratu Boko. Aku yakin, kawan-kawan semua pasti sudah tahu bahkan sudah pernah ke dua candi tersebut. Candi Ijo, ini salah satu tujuan utamaku karena memang belum pernah kesana. Kalau candi Ratu Boko, terakhir kali kesana sepertinya saat SMP :))

Dua candi tersebut berada di daerah Kalasan, dekat dengan kompleks Candi Prambanan. Menuju candi Ijo memang butuh perjuangan karena jalanan yang menanjak terjal dan cukup rusak karena sering dilalui oleh truk pasir/batu. Tidak ada pembayaran tiket masuk disana, hanya tiket parkir kendaraan saja sebesar 2k untuk motor dan 5k untuk mobil.

Denah Candi Ijo sebenarnya tidak jauh berbeda dengan candi Sambisari. Kalau kalian perhatikan jika kesana, akan ada 3 candi anak di bagian depan dekat dengan tangga masuk, dan candi utama berada di area tengah dan berhadapan dengan 3 candi anak tersebut. 

Candi Ijo merupakan candi Hindu. Dinamai demikian karena letaknya yang berada di atas lereng bukit bernama Gunung Hijau. Candi ini ditemukan pada tahun 1886 oleh seorang administrator pabrik gula. 

Karena letaknya di atas bukit, tentu saja dari candi Ijo kita bisa melihat pemandangan kota Jogja dari ketinggian. Nggak perlu jauh-jauh ke bukit bintang, bro :D

Next, kita ke candi Ratu Boko. Ternyata hampir 8 tahun tidak ke candi ini sudah banyak sekali perubahan yang terjadi. Sekarang pelayanan sudah terkoordinir dengan baik, fasilitas di dalamnya juga lebih beragam dan cukup bersih, taman-taman sepanjang jalan menuju candi juga tertata dengan bagus dan nyaman untuk berjalan kaki. 

Memang sudah seharusnya cagar budaya di rawat seperti itu jika ingin dilestarikan dan dijadikan area wisata internasional :)

Candi Ratu Boko dibangun saat masa Dinasti Syailendra di abad ke 8 hingga ke 9. Candi ini dulunya disebut Abhayagiri Vihara. Jadi tahu kan kenapa ada Abhayagiri Restaurant & Resort disana? :)

Tidak hanya sebagai tempat sembahyang, candi ini memiliki fungsi lain seperti benteng dan juga gua. Walau yang mendirikan candi ini adalah keturunan Buddha, tetapi banyak unsur-unsur Hindu didalamnya. 

Sekarang ini, disamping sebagai tempat wisata, area candi Ratu Boko juga digunakan sebagai tempat perkemahan sekolah. Selain itu terdapat beberapa jadwal atraksi tari Sumunaring Abhayagiri. 

Kompleks candi Ratu Boko cukup luas dan bagian-bagian candinya terbagi di beberapa sisi yaitu sisi barat dan timur. Aku tidak cukup mengerti apa saja nama-nama bagian candi yang ada didalamnya, karena memang tidak ditemani oleh pemandu. Jadi kalian bisa searching di Google untuk penjelasan lengkapnya :)

Tiket masuk ke candi Ratu Boko ini bermacam-macam. Untuk dewasa 25k dan anak-anak 10k (wisatawan lokal), belum termasuk parkir. Wisatawan asing harganya beda lagi yaitu 13$ (sekitar 130k) belum termasuk parkir, dan tiket sunset adalah 70k.

Mumpung lagi liburan sekolah nih, yuk main-main ke candi-candi yang ada di Jogja. Selain untuk berwisata, bisa menambah pengetahuan sejarah juga :)

Sekian dulu postingan blog kali ini, kita lanjut lain waktu!

Rute Candi Ijo dari Jogja :

Jl. Jogja-Solo - Pertigaan lampu merah pasar Prambanan ambil kanan - Ke arah selatan sekitar 3.5km ada plang Candi Ijo Arca Gupala di kiri jalan (arah ke MBS) - Dusun Marangan, ikuti jalan - Pertigaan ada plang kecil warna hitam bertuliskan 'Candi Ijo' di kanan jalan - Ikuti jalan menanjak sekitar 4km, kompleks Candi Ijo ada di kanan jalan.

Rute Candi Ratu Boko dari Jogja :

Jl. Jogja-Solo - Pertigaan lampu merah pasar Prambanan ambil kanan - Ke arah selatan kurang lebih 3km - Pintu masuk candi ada di kiri jalan, jalan menanjak.