HOW TO BE A FOOD BLOGGER?
10:40 AM
SELAMAT DATANG BULAN MEI !
Postingan kali ini saya mau sharing sedikit tentang dunia per-food bloggeran. Bagaimana awal mulanya menjadi seorang food blogger, apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang sering kali dihadapi selama menjadi food blogger dan lain-lain.
Well, dunia perkulineran sepertinya memang sedang naik daun sekarang. Sekitar tiga hingga lima tahun terakhir banyak sekali kuliner-kuliner baru bermunculan. Hal tersebut diimbangi dengan munculnya banyak foodies (sebutan penggemar kuliner) juga yang mencoba untuk mereview kuliner yang mereka coba melalui dunia maya. Saya sendiri memulai ngeblog pada tahun 2010. Yup, tujuh tahun yang lalu ketika saya baru-baru menjadi mahasiswa S1. Tapi, cerita yang saya tulis di blog pertama kali bukanlah mengenai kuliner.
Bisa dibilang postingan-postingan saya ketika tahun awal ngeblog masih belum konsisten. Saya masih bingung mau berbagi cerita apa. Hingga akhirnya saya berpikir, "Selama ini saya suka banget keliling buat mencoba makanan yang belum pernah saya coba sebelumnya. Kedua orang tua saya pun juga orang yang demikian. Sehingga saya sendiri memang memiliki dukungan untuk memulainya." Jadilah saya membagikan kuliner-kuliner yang saya coba tersebut melalui blog ini, karena tujuannya adalah memang untuk berbagi informasi. Kan sayang juga kalau ceritanya hanya saya sendiri yang tahu hehe.
Akhirnya saya memulai menulis cerita mengenai kuliner pada postingan tentang Sushi, namun tidak sepenuhnya tentang kuliner untuk postingan selanjutnya. Sampai sekarangpun walau blog saya didominasi oleh kuliner, tapi saya juga menulis untuk cerita lain. Contohnya mengenai tempat wisata, karena saya juga senang traveling dan kuliner itu bagian dari traveling, bukan begitu?
Ketika kamu ingin membuat sebuah blog kuliner, yang harus dipersiapkan apa saja sih? Kalau saya sebenarnya tidak punya persiapan apapun kecuali kamu memang benar-benar anak kuliner (ceile...), kamu memang punya passion terhadap makanan sehingga kamu bisa bercerita tentang makanan yang kamu coba dengan lengkap dan jelas. Kalau selama ini kamu makan hanya untuk mengisi perut, cobalah untuk menganalisa makanan tersebut. Mulai dari bahan yang digunakan, proses memasaknya bagaimana hingga menilai tempatnya seperti apa. Itu adalah kunci dalam mereview kuliner yang selama ini saya lakukan. Itung-itung belajar lho. Karena selama saya banyak mereview kuliner, pengetahuan saya akan cara memasak juga semakin luas. Dan itu sangat membantu saya belajar memasak ketika di rumah. Berarti tumbuhkan rasa penasaranmu sekarang juga!
Selain itu kamu juga perlu dokumentasi, untuk memperjelas tulisanmu. Gunakan gadget apapun yang kamu punya entah itu kamera smartphone, DSLR atau mirrorless. Gunakan yang kamu punya saja semaksimal mungkin. Tidak perlu memaksakan harus pakai kamera bagus dan mahal. Kamera smartphone jaman sekarang sudah banyak yang canggih dan sangat maksimal. Kenapa saya bicara demikian? Karena banyak yang bertanya dan berpikir kalau untuk menjadi food blogger harus punya kamera bagus. ITU SALAH BESAR, NAK. Kamera bagus tapi kamu tidak bisa bercerita, tidak tahu apa-apa soal kuliner yang mau kamu bahas atau tidak memahami kameramu sendiri itu SAMA AJA BOHONG.
Awal mula saya ngeblog, saya masih pake kamera handphone. Handphone Blackberr* Gemin* itu.. Tahu kan gimana kualitas kameranya LOL. Tapi itu nggak membuat saya patah semangat buat bercerita, dan saya berusaha untuk memaksimalkan juga pada tulisan. Contohnya pada gambar di atas. Karena semua itu butuh proses. Yang awalnya tulisan saya masih acak-acakan dengan bahasa yang cenderung alay (ini beneran) sampai akhirnya saya banyak belajar dari blog orang lain yang tulisannya enak banget dibaca. Benar-benar membuat yang membaca menjadi paham karena tulisannya pun runtut.
GIMANA SUPAYA BISA RUNTUT, MBAK?
Saya bagikan tipsnya sesuai yang saya lakukan ya. Sekarang saya sudah menemukan runtutan menulis postingan di blog yang menurut saya lebih enak untuk dibaca. Pertama, kamu bisa mulai dengan gambaran umum dari tempat makan yang kamu review. Misalnya lokasi, makanan yang dijual apa saja sampai kenapa kamu mau datang ke sana. Kedua, menurut saya nih, kamu perlu juga menjelaskan tentang kondisi ruangan tempat makan tersebut. Nyaman atau tidak, dekorasi dan interiornya bagaimana, melihat posisi tempat kuliner saat ini juga banyak yang memaksimalkan bangunan disamping makanannya dengan alasan untuk kebutuhan update di sosmed (ini nggak bohong lho kawan). Ketiga, barulah kalian mulai mengulas makanan dan minuman. Kalian bisa mulai dari penampilan makanan atau minumannya terlebih dulu, kemudian bahan-bahannya apa, baru yang terakhir adalah rasanya seperti apa. Bagus lagi kalau disertakan harga ya. Keempat, mulailah membuat kesimpulan secara keseluruhan dan nilai terpenting adalah apakah kalian ingin kembali ke tempat tersebut atau tidak dan apakah kalian merekomendasikan tempat tersebut atau tidak. Silahkan baca postingan-postingan blog saya (bukan yang jaman alay LOL) supaya lebih jelas.
ENAK YA JADI FOOD BLOGGER, KERJAANNYA MAKAN TERUS
Pernah dengan kalimat di atas atau bahkan kamu pernah berkomentar demikian? Sebenarnya menjadi food blogger itu adalah pilihan atas dasar ketertarikan kamu atau hobi. Sama saja seperti kalau kamu apply kerjaan di sebuah perusahaan. Kamu harus punya ketertarikan pada pekerjaan tersebut, kan? Tapi sekarang ini banyak banget foodies bermunculan memenuhi dunia maya. Akun-akun kuliner membludak banget. Dan saya sendiri nggak ngerti basic mereka apa. Ada yang memang karena suka kulineran dan mencoba kuliner-kuliner baru hingga ke luar kota/negeri (dan ini yang bikin saya iri! LOL), tapi yang paling sedih adalah ketika ada yang tiba-tiba menjadi food blogger karena hal tertentu. Nggak menutup kemungkinan mereka mengambil untung dari kuliner, iya kan? Apalagi kuliner sedang naik daun banget sekarang. Banyak banget yang melabeli diri mereka sebagai food blogger padahal mereka nggak punya blog dan mereka bangga. Sedih nggak?
Masih banyak yang salah kaprah tentang food blogger. Suka kulineran, suka makan, belum tentu kalian food blogger. Kalian mereview makanan di sosial media seperti Instagram, belum tentu kalian food blogger. Kalau kalian menulis review kuliner kalian di blog, itulah food blogger. Jadi besok-besok kalau kalian menemukan akun kuliner yang melabeli diri mereka sebagai food blogger, silahkan ditanya, "Mana blogmu Mbak/Mas?"
Itu bukan dilema saya sendiri. Ya, saya nggak sendirian. Banyak teman-teman blogger yang merasakan hal yang sama. Eh, tapi jangan patah semangat. Tetap menulis ya teman-teman! Hehe.. Jadi mulailah untuk membedakan antara food blogger dan admin akun kuliner :)
Balik ke topik. Banyak yang mengira jadi food blogger itu menyenangkan. Pergi kemana-mana mencoba kuliner baru, diundang ke restoran untuk mereview menu mereka, diendorse produk makanan bahkan dibayar jika mereview produk tersebut. Kalau kalian berpikir menyenangkan hanya sebatas itu, berarti passion kuliner kalian belum muncul hehe. Buat saya, menjadi food blogger itu menyenangkan ketika saya bisa menulis. Saya bisa membagikan informasi tentang kuliner yang saya coba kepada pembaca. Saya bahagia banget ketika tiba di tempat makan yang belum pernah saya coba. Mata saya sudah tertuju kemana-mana, melihat sekeliling ruangan, membaca buku menu, menilai makanan yang tersaji di depan mata dan sebagainya. Lebih menyenangkan lagi ketika kamu bisa bertemu kawan-kawan baru dari dunia yang sama. Lebih luas lagi informasi yang bisa kamu dapat. Itulah enaknya jadi food blogger menurut saya.
Perkara diundang untuk review, makan gratis atau dapat endorse itu adalah poin tambahan. Tandanya adalah orang-orang tersebut percaya kepada kamu untuk mengulas produk mereka. Enak ya diundang untuk review dan dapat endorse? Enak dong... LOL. Tapi kalian sadar nggak sih ketika kalian diundang atau diendorse, kalian juga menanggung beban? Review tempat makan dan endorse itu tujuannya untuk membantu owner mempromosikan produk mereka, melalui kita. Tandanya kita harus semaksimal mungkin dalam mereview produk-produk tersebut. Oh ya, JADILAH REVIEWER YANG JUJUR. Ini penting banget. Sebisa mungkin kita mereview sesuai dengan apa yang kita rasakan. Jangan makanan nggak enak dibilang enak. Karena tempat makan atau produk tersebut butuh NILAI dari kita. Ketika mereka tahu ada sesuatu yang kurang, mereka bisa melakukan perbaikan. BERAT KAN? Jangan mentang-mentang karena lo dibayar sama mereka terus nulis yang bagus-bagusnya aja... Kasihan yang baca reviewmu, Nak.
GIMANA, MASIH MAU JADI FOOD BLOGGER? LANJUT BACA DULU...
Saya nggak nakut-nakutin lho. Jadi food blogger itu menyenangkan kalau benar-benar dilakukan berdasarkan passion. Kamu harus menyisihkan sebagian waktu untuk jalan-jalan mencari kuliner baru, bersedia jika dipercaya untuk mereview dan harus berani menulis! Kalau yang bagus sih bisa konsisten ngeblog mungkin satu minggu satu postingan. Atau bisa dua postingan kalau kamu punya banyak waktu untuk jalan-jalan dan di depan komputer hehe. Jujur saya bukan food blogger yang budiman. Saya menulis kalau lagi selo dan ketika pikiran sedang tidak terjejali tugas yang macam-macam. Walau kulineran jalan terus hehe, bikin banyak PR nulis sebenarnya.
Satu hal yang kadang menjadi masalah yang dihadapi oleh food blogger selain waktu adalah BUDGET. Yup, budget juga menjadi penting ketika kamu sedang kulineran. Kan tidak mungkin kamu makan tidak membayar toh? Saya sendiri bukan tipe orang yang memanage keuangan dengan baik. Tidak setiap hari saya ke luar rumah, pergi untuk kulineran. Food blogger bukan berarti harus jajan setiap hari. Kalian masih kuliah, belum punya penghasilan tapi mau jadi food blogger? Bisa banget! Ikutin tips saya di bawah ini atau... Belajar menyisihkan uang bulanan. Ketika kamu mendapat kiriman uang bulanan dari orang tua, sisihkan sebagian untuk kamu kulineran. Nggak apa-apa, supaya tidak mengganggu kebutuhan dan keuangan lainnya.
Saya sendiri jarang banget punya waktu khusus untuk kulineran kalau sedang tidak libur. Hari liburpun biasanya lebih suka saya habiskan untuk memasak di rumah, mencoba resep-resep baru. Jadi kapan saya kulinerannya? Sesempatnya. Saya juga bukan tipe orang yang 'kalau hari ini pergi, besok pergi lagi'. Saya lebih suka menghabiskan waktu sekaligus. Misalnya, hari ini saya ada bimbingan tesis di kampus. Kebetulan waktunya selesai ketika jam makan siang. Saya gunakan waktu makan siang tersebut untuk melakukan review kuliner. Jadi saya lebih banyak mengepaskan jadwal. Tapi saya juga pernah melakukan tour kuliner dalam satu hari. ITU MENYENANGKAN BANGET. Apalagi kalau bisa kamu lakukan beramai-ramai dengan teman-teman kamu.
Saya sendiri jarang banget punya waktu khusus untuk kulineran kalau sedang tidak libur. Hari liburpun biasanya lebih suka saya habiskan untuk memasak di rumah, mencoba resep-resep baru. Jadi kapan saya kulinerannya? Sesempatnya. Saya juga bukan tipe orang yang 'kalau hari ini pergi, besok pergi lagi'. Saya lebih suka menghabiskan waktu sekaligus. Misalnya, hari ini saya ada bimbingan tesis di kampus. Kebetulan waktunya selesai ketika jam makan siang. Saya gunakan waktu makan siang tersebut untuk melakukan review kuliner. Jadi saya lebih banyak mengepaskan jadwal. Tapi saya juga pernah melakukan tour kuliner dalam satu hari. ITU MENYENANGKAN BANGET. Apalagi kalau bisa kamu lakukan beramai-ramai dengan teman-teman kamu.
Salah satu cara untuk memanage budget kuliner adalah pergi kulineran bersama teman-teman. Ketika kalian melakukan tour yang diharuskan berpindah-pindah tempat makan, kalian tidak harus pesan menu masing-masing untuk tiap orang. Misalnya kalian pergi berlima, pesanlah tiga menu yang paling direkomendasikan. Total harga bisa kalian bagi berlima. Saya dapat tips dari teman saya yang merupakan blogger juga yaitu Kak Meidi dari Geret Koper kalau kalian pergi makan bersama teman-teman, bisa saja kalian memesan semua menu yang ada di sana. Jadi kalian bisa mencicipi semua menu dan harga totalnya pun bisa dibagi rata. Menurut saya itu cara efektif untuk menekan pengeluaran untuk kuliner. Apalagi kalau tujuan kalian adalah street food, bisa lebih ditekan lagi pengeluarannya.
So, setelah membaca cerita dan tips-tips saya di atas silahkan untuk meyakinkan diri lebih dalam lagi apakah kalian benar-benar ingin menjadi food blogger. Tidak perlu takut menulis, saya sendiri sampai sekarang masih banyak belajar dari blogger-blogger lain. Konten blog saya juga masih banyak yang harus diperbaiki (maklum gaptek, nggak paham web). Semoga apa yang saya tulis bisa menjadi pencerahan dan masukkan untuk kalian.
Kalimat penutup....
Without passion you don't have energy, without energy you have nothing - Donald Trump
6 komentar
Nice post Julia, suhu :), tapi kalok gaya alay kayana sulit aku tinggalkan hahaha
ReplyDeletehahaha iya nih mbak samaan.. aku baca2 blog mbak juga lho, resepnya banyak yg menarik XD
DeleteJadi foodblogger itu.........................
ReplyDeletemudah sih menurut aku, karena subjektif sesuai dengan lidah kita.
Tapi kadang masih ragu dan bimbang #elaaah wkwkw, kalau misal ternyata vibe yg kita rasakan beda dg review" yg lain misalnya. Jadinya kan gak enak gitu.
Atau misalnya rasanya gak terlalu wah. Pingin gitu nulis 'gak bakal kesini lagi krn gak worth it', kok rasanya jahat banget ya :/
hahaha nggak perlu ragu sih, karena emang lidah orang pasti beda-beda makanya kita nulis sesuai sama yg dirasain aja. toh pasti masukan-masukan bakal berguna juga asal kita ga ngejudge keterlaluan :3
DeleteSaat kita meriview makanan(diluar undangan) ,apakah makanan yg kita riview tersebut free dri dri caffe/resto nya atau kita membayar sendiri..
ReplyDeletekalau undangan, makanan sudah pasti disiapkan oleh pihak resto yg mengundang tanpa harus membayar
Delete