Ngopi, salah satu kata yang seringkali kita dengar ketika ada teman yang mengajak untuk nongkrong. "Eh, nanti ngopi yuk!" atau "Gimana kalau kita ngerjain tugas sambil ngopi?" atau "Meeting di coffeeshop boleh juga!" dan sebagainya. Ngopi pada jaman sekarang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan para pecinta kopi namun sudah menjadi lifestyle anak-anak muda. Kalau nggak ngopi, kayak ada yang kurang. Kira-kira begitu. 

Pada akhirnya hal tersebut juga mendorong munculnya coffee shop di Yogyakarta. 2 tahun belakangan ini banyak sekali coffee shop bermunculan. Tidak jarang mereka mengemas menu kopi yang berbeda dengan coffee shop lain agar memiliki kekhasan. Desain bangunan yang eye catching, kebutuhan agar wifi dan colokan yang banyak juga menjadi daya tarik tersendiri. 

Saya suka ngopi, walau tidak paham tentang dunia perkopian. Tapi saya cukup menikmatinya. Biasanya saya datang ke coffee shop ketika ada perlu saja seperti mengerjakan tugas atau bertemu teman. Selebihnya ngopi di rumah, berbekal kopi kemasan LOL. Ada 5 tempat ngopi yang menjadi favorit saya beberapa waktu belakangan ini. Simak yuk!

Tempat ngopi yang cabangnya dari Jakarta dan merupakan judul film ini ternyata memiliki magnet sangat kuat untuk masyarakat di Jogja. Tidak hanya mereka yang memang pecinta kopi, bahkan barisan orang tua dan anak-anak juga sangat menikmati coffee  shop satu ini. Bagaimana tidak, suasana yang ditawarkan memang nyaman dan homey dengan ciri khas suasana kota Jogja yang adem dan didukung dengan desain bangunan Joglo. Kopi yang ditawarkan tentu memiliki kualitas lebih baik dibanding coffee shop lainnya (mungkin). Menu yang ada memang tidak begitu banyak dan tidak ada makanan berat. Tapi saya merasakan keasyikan ketika bertandang kemari, karena saya bisa ngopi sambil benar-benar ngobrol santai dengan teman-teman. Mungkin karena di sini tidak disediakan wifi, jadi para pengunjung tidak ada yang sibuk sendiri dengan gadgetnya hehe. Ulasan lengkapnya bisa dibaca di Filosofi Kopi Jogja

Salah satu tempat ngopi yang cukup banyak diminati kalangan anak muda Jogja adalah Hayati. Seringkali saya menemukan feed di Instagram yang melakukan OOTD di tempat ini. Interiornya memang apik dan nyaman dengan aksen warna abu-abu dan ornamen kayu. Nilai plus dari tempat ini selain menu kopinya yang unik seperti rose coffee atau coconut, mereka punya menu makanan berat juga. Jadi jangan khawatir kelaparan ketika kalian ke sini agak lama. Favorit saya adalah Matchapresso, espresso dipadukan dengan matcha yang memiliki rasa manis dan pahit khas matcha. Segar banget! Full story ada di Hayati Specialty Coffee

Coffee shop satu ini juga menjadi favorit saya akhir-akhir ini untuk ngopi sambil mengerjakan tugas. Menunya juga tidak kalah lengkap dan unik dari Hayati. Ada menu charcoal coffee (lupa namanya) yaitu latte yang diberi cairan arang hitam. Rasanya unik, mirip oreo LOL. Tapi enak juga. Selain itu menu makanan di sini juga komplit mulai dari snack dan makanan beratnya. Mungkin tempatnya sendiri memang tidak begitu besar tapi tersedia area outdoor jika kalian yang merokok dan area dalamnya juga nyaman untuk ngobrol dan menugas. Review komplitnya bisa dibaca di Maraville Coffee

Coffee shop satu ini mengusung tema berbeda dengan coffee shop lainnya yaitu semacam express coffee shop yang memang ditujukan untuk pembelian secara take away. Tapi tenang saja, kalian tetap bisa menikmati kopi di tempat karena tersedia meja dan kursi walau hanya sedikit. Couvee memiliki beragam menu signature coffee yang unik dan mungkin jarang kita temukan di tempat lain. Contohnya salted caramel, kahlua, necta dan creme brulee. Favorit saya di sini adalah kahlua dan red velvet cheesenya. Enak banget! Kalau ingin tahu lebih lengkap, silahkan baca di Couvee Jakal

Kalau coffee shop satu ini jangan ditanya lagi bagaimana eksistensinya. Bahkan teman-teman Instagram saya mungkin sampai bosan melihat Instastory saya karena cukup sering saya update tentang tempat ini. Ketika saya sedang malas mengerjakan tugas di kampus atau rumah, pasti saya lari ke Blanco. Tempatnya nyaman banget untuk menugas maupun ngopi sambil ngobrol santai dengan teman-teman. Banyak buku yang juga bisa kalian baca. Walau menurut saya menu kopi disini tergolong standar tapi untuk rasa bisa dibilang lebih oke dibanding coffee shop lain. Favorit saya kalau ke sini memang bukan kopinya sih. Saya biasanya pesan matcha latte dan frappuccino. Matcha lattenya menurut saya adalah matcha latte paling enak selama saya pernah mencoba matcha latte di beberapa coffee shop di Jogja khususnya. Frappuccinonya juga oke karena memiliki sensasi rasa pahit dari  coklat yang juga jadi kesukaan saya. Ulasan lengkapnya ada di Blanco Coffee & Books

Itulah ulasan mengenai 5 tempat ngopi yang menjadi favorit saya. Mungkin kalian punya referensi tempat ngopi yang jadi andalan? Share di kolom komentar dong! Sekian review dari saya, sampai jumpa di postingan berikutnya!

Ini sudah menjadi bubur ayam favorit saya sejak di bangku kuliah, jamannya masih kuliah di kampus UII Jakal. Bubur ayam ini selalu ramai saat jam makan pagi karena memang porsinya pas dan rasanya enak. Pelengkapnya juga ada sate-satean yang benar-benar menggugah selera. Bubur ayamnya khas Jakarta yang menggunakan kedelai goreng dan potongan-potongan cakwe. Kuah kuningnya free refill lho. Bubur ini jadi langganan anak kampus UII untuk sarapan. Kalau mau sarapan nasi tapi nggak mau berat-berat bisa coba bubur satu ini.

Spot sarapan satu ini sepertinya nggak perlu diragukan lagi ya. Setiap saya ke sini selalu ramai dikunjungi. Tidak ada salahnya sih makan mie ayam pagi-pagi. Apalagi mie ayamnya enak dengan citarasa manis pedas seperti ini. Menu jagoan lainnya adalah lomie kangkung yang tidak kalah enak. Kuahnya kental dan manis dengan isian sayuran di dalamnya. Mie ayamnya lebih ke arah mie ayam chinese yang menggunakan mie ukuran kecil. Pelengkapnya ada pangsit kuah. Kalau tidak ingin makan mie yang terlalu berat, bisa pesan batagor yang tidak kalah enak!

Kalau mau sarapan yang agak siang dan berat, bisa coba tahu gimbal satu ini. Nggak perlu jauh-jauh ke Semarang guys, karena tahu gimbal di sini juga enak banget! Jangan khawatir kehabisan karena tahu gimbal ini baru buka pukul 09.00 dan tutup pukul 17.00. Tapi jangan heran kalau baru buka saja sudah ramai dikunjungi. Cerita selengkapnya bisa dibaca di Tahu Gimbal Pak Yono ya!

Naik ke level sarapan yang lebih berat lagi dan... berlemak! Saya sangat jarang sarapan dengan makanan bersantan seperti ini. Kebetulan waktu itu saya habis nginep di rumah teman. Jadilah kami melipir sarapan sebelum saya pulang  ke rumah. Beberapa waktu kemudian saya balik lagi ke sini, tapi saya agak menyesal karena saya memesan menu yang sama. Padahal selain lontong sayur, mereka juga punya menu lontong pecel yang benar-benar membuat saya ngiler! Baiklah kapan-kapan harus coba. Lontong sayurnya enak dan bumbu yang ada di kuahnya nendang banget rasanya. Bisa pilih topping pakai telur saja atau ditambah ayam opor. Kalau habis jogging di Mandala Krida boleh mampir sarapan di sini.

Lokasi :

Stadion Mandala Krida,

Yogyakarta

Terakhir, saya punya referensi spot sarapan yang jadi primadona warga Jogja saat ini, apalagi kalau bukan Kopi Klotok! Baru datang jam 7 pagi saja sudah ramai padahal bukan hari libur atau akhir pekan. Tapi beneran deh, nggak pernah menyesal datang ke sini. Padahal menu-menunya adalah makanan tradisional yang bisa dibilang ndeso dan Jogja banget. Sego megononya juara, begitu juga dengan telur dadar dan pisang gorengnya. Suasana dan tempatnya juga asik banget untuk berkumpul dengan keluarga atau teman-teman kalian. Cerita lengkapnya ada di Warung Kopi Klotok silahkan dibaca!

Itulah beberapa referensi tempat sarapan yang bisa saya bagikan ke kalian. Kalau kalian punya tempat sarapan favorit di Jogja, boleh lho share di kolom komentar. Sekian dulu ulasan kali ini, sampai jumpa di post berikutnya. Selamat mencoba!

Alhamdulillah pernah. Loh! Hahaha... cuma sekali atau dua kali saja sih. Menurutku naik kursi apalagi kalau di tempat makan yang notabene banyak pengunjung lain agak tidak sopan kesannya. Mungkin kalau mau gampang dan berhubung pakai smartphone, bisa pakai bantuan tongsis :D

Aku cuma pakai VSCO dan Snapseed untuk editing foto. Kadang masih ditambah sedikit editan dari Instagram. Kalau untuk blog, aku juga pakai PicsArt karena untuk menambahkan watermark. Bagiku dua aplikasi tersebut sudah sangat bagus untuk editing foto bahkan untuk fotografi profesional sekalipun. Hasil editannya juga tidak 'lebay' dan gampang untuk mengaturnya.

Jadi, kebanyakan orang selain menanyakan aplikasi editing foto, juga menanyakan cara edit fotonya bagaimana. Kalau untuk editing, biasanya aku mulai dari Snapseed terlebih dulu. Fitur Snapseed cukup lengkap dan biasanya pada aplikasi ini aku melakukan pengaturan untuk cropping, brightness, contrast, ambiance dan sharpening. Sisanya tergantung kebutuhan. Kalau foto yang diedit dirasa cukup dengan mengatur brightness dan contrast saja, aku akan stop sampai di situ.

Contohnya pada foto di bawah ini di mana aku mengambilnya di dalam ruangan yang cukup cahaya, sehingga aku mengatur brightness minim saja. Contrast dan ambiance lebih untuk memperjelas warna. Mungkin kalau kalian foto di dalam ruangan yang minim cahaya, bisa diperbanyak untuk brightnessnya. Kemudian structure dan sharpening juga aku tambahkan untuk mempertegas objek. Aku tidak menambah saturasi warna pada foto ini, karena seperti yang kalian lihat warna dasar foto ini sudah sangat mencolok.

Tone editing dengan A6 (Analog) pada VSCO

Tone editing dengan WE (We The Creators) pada VSCO

Dan inilah hasil akhir editing dengan Snapseed ditambah dengan VSCO tone WE. Hasil editannya tidak terlalu dramatis kan? Tapi sekali lagi kembali ke selera masing-masing. Karena ada yang suka dengan warna asli dari foto yang diambil, tapi ada juga yang suka dengan editan mencolok (apasih). Editan foto makanan yang baik tentu akan membuat orang yang melihat menjadi tertarik dan tergiur (alias ngiler) walau hanya melihat fotonya saja.

Hello guys! Postingan kali ini bakalan agak berbeda karena aku akan sharing sedikit mengenai editing foto makanan, terutama yang menggunakan kamera handphone. Karena ketika awal aku nge-blog aku juga menggunakan handphone untuk dokumentasi. Dan akhir-akhir ini aku lagi rajin banget foto makanan pakai kamera handphone lagi dan kebanyakan cara mengambil fotonya dengan cara flat lay, karena aku rasa lebih mudah dan sudah mencakup semua objek yang ada. Banyak juga yang menanyakan aplikasi editing dan kamera apa yang aku gunakan.

Sebelumnya, aku mau menjelaskan kalau aku sendiri bukanlah orang yang expert di dunia fotografi. Aku cuma paham sedikit banget, dan biasanya lebih banyak pakai 'perasaan' (dasar wanitaaaaa) sih untuk menilai foto ini sudah bagus atau belum. Tapi bagi aku lama kelamaan kita juga bakal punya kebiasaan tersendiri dalam soal fotografi (untuk kamera handphone) dan juga editing, sehingga akan memunculkan selera tema atau keunikan sesuai preference masing-masing. Yang penting jangan malas-malas untuk belajar ya! Banyak banget tutorial yang bisa kalian baca di google mengenai flat lay photography, editing photo dan sebagainya. Kalau favorit aku selama ini, aku banyak belajar dari BuzzFeed atau Pinterest karena banyak ide-ide bagus juga di sana.

Kembali ke topik... Sepertinya aku akan mengurutkan terlebih dulu sesuai dengan pertanyaan umum yang biasa aku dapatkan, supaya aku juga lebih mudah menjelaskannya hehe. Nggak apa-apa ya!

PAKAI KAMERA APA?

Well.. banyak yang mengira aku pakai iPhone LOL. Aku pakai kamera dari smartphone Samsung Note 4. Jadul banget kan? Tapi emang nggak bisa dipungkiri, kamera smartphone Samsung itu ciamik sekali. Ada keinginan buat ganti sih, tapi tetap Samsung. Nggak mau yang lain hahaha... Rejekinya masih disimpan oleh Tuhan YME (jodoh kali).

BAGAIMANA CARANYA MENATA OBJEK SUPAYA FOTO TERLIHAT MENARIK?

Sebenarnya aku juga tidak punya teknik dasar khusus dalam menata objek foto (makanan) untuk flat lay. Tapi menurutku komposisi yang seimbang itu perlu diperhatikan (walau kadang aku ngawur juga sih). Misalnya kita menggabungkan objek yang memiliki volume lebih besar dengan objek yang kecil. Untuk menatanya bisa dengan menyebar objek tersebut dengan jarak tertentu, menata objek besar di sebelah objek kecil dan sebagainya. Mengikuti selera kalian saja.

Foto kiri dengan penggabungan objek besar dan kecil. 

Foto kanan (maaf tidak memakai handphone) ukuran objeknya sama.

Lebih menarik dan tertata yang sebelah kiri kan?

Selain penataan objek, background juga adalah komponen penting dalam fotografi makanan. Kalau foto makanan di restoran mungkin kita mengikuti saja meja yang ada di sana. Kalau foto di rumah kalian bisa menggunakan alas foto. Warna alas foto lebih baik menggunakan warna yang lebih soft dibandingkan warna objeknya. Karena tujuan kita untuk menonjolkan objek, bukan backgroundnya. Paling aman sih menggunakan warna putih, hitam juga oke. Atau jika ingin yang bertekstur bisa pilih dengan warna-warna kayu dan marmer. Kalau background punya warna lebih gelap, usahakan objeknya memiliki unsur warna soft.

Warna background dan mangkok yang sama-sama putih membuat foto ini terlihat 'kalem'

sehingga butuh objek dengan warna yang lebih menonjol.

Pencahayaan juga sangat membantu kita untuk mendapatkan hasil foto yang baik. Paling baik adalah memanfaatkan daylighting. Berdasarkan ilmu-ilmu yang aku dapatkan dari workshop fotografi, posisi mengambil gambar yang tepat adalah membelakangi arah datangnya cahaya matahari. Karena hasil foto tersebut akan memiliki kesan dramatis. Tapi, terkadang aku suka spontan saja ketika mengambil gambar dan melupakan teknik tersebut LOL. Selain itu kita juga memanfaatkan cahaya yang datang dari samping, atas maupun depan.

Ketinggian kita dalam mengambil objek bisa lebih dikira-kira sih (lagi-lagi pakai perasaan LOL), tergantung jumlah objek yang ada juga. Aku sendiri tidak punya selera yang pasti dalam hal ini. Kadang aku ingin foto yang menghasilkan objek terlihat keseluruhan, berarti aku harus mengambil gambar dengan jarak yang lebih tinggi. Kadang aku ingin hasil foto terlihat penuh dan ada beberapa bagian yang terpotong, artinya aku lebih menyempitkan jarak pengambilan gambar. Sekali lagi kembali ke selera masing-masing. 

Foto kiri (maaf tidak pakai handphone) flat lay dengan objek terlihat keseluruhan. 

Foto kanan flat lay dengan objek terpotong sebagian.

Itulah hasil sharing kali ini mengenai foto makanan dengan teknik flat lay untuk bagian pertama. Postingan ini akan aku bagi dua karena kalau jadi satu postingan sepertinya bakal terlalu banyak tulisan dan rasanya membosankan hahaha... Untuk cara edit foto akan aku bahas di postingan selanjutnya. Sekali lagi, ini adalah berdasarkan opini dari pengalaman-pengalaman dan percobaan yang aku lakukan. Semoga membantu dan bermanfaat!

Mau makan ikan dori dan pasta tapi dengan harga terjangkau? Mungkin tempat ini adalah jawabannya. Baru saja Minggu sore kemarin saya bersama adik menyambangi tempat baru bernama Fish & Pasta yang berada di depan GOR UNY. Bangunan berlantai dua ini merupakan sebuah restoran yang menawarkan menu berbahan dasar ikan dori dan pasta. Namun, jika kalian tidak ingin makan ikan ada juga pilihan seafood lainnya dan juga ayam. Kemudian, pilihan karbonya juga ada nasi dan kentang. 

Ini pesanan saya yang sedang mengurangi asupan karbo. Berhubung pasta terlalu berat, saya memilih untuk memesan Fish N Chips. Ikan dori yang digoreng tepung, disajikan dengan kentang goreng dan saus juga lemon. Kentang gorengnya unik juga karena tidak menggunakan kentang jenis shoestrings atau wedges. Sepertinya mereka mengolah sendiri kentang gorengnya. Ikan dorinya sangat lembut di dalam, gurih dan cocok dimakan bersama saus mayonaisenya. Menurut saya tepungnya agak kurang garing sedikit. Tapi untuk rasa dan harga yang terjangkau, overall Fish N Chips ini enak.


BACA JUGA : PASTAGIO PART 2

Itulah dua macam menu yang saya coba di Fish & Pasta. Saya cukup puas dengan menu mereka dan harganya pun dapat dibilang ramah di kantong jika dibandingkan dengan tempat lain yang memiliki menu yang sama. Pelayanannya juga ramah dan cepat, tidak perlu menunggu lama sampai makanan diantarkan ke meja kita. Sayangnya es teh refill tidak disediakan di lantai 2 sehingga kita harus turun ke bawah jika ingin mengambilnya lagi. Sekian ulasan dari saya, sampai ketemu di postingan selanjutnya. Selamat mencoba!

Salah satu menu appetizer yang ada di Noe Coffee & Kitchen. Keju Mozarella stick yang digoreng dan disajikan dengan saus. Rasanya cukup gurih, tetapi keju mozarellanya sendiri kurang melting. Entah itu jenis kejunya sendiri atau karena sudah terlalu lama difoto :)))

Ini menu pesanan teman saya. Saya agak kurang paham dengan kata-kata "Indonesian Style" karena tidak ada yang merepresentasikan Indonesia. Atau mungkin penggunaan daun jeruk? Sebenarnya rasanya enak, pastanya pun al dente. Hanya saja terlalu berminyak untuk ukuran aglio olio. 

Menu yang paling memanjakan lidah. Tidak salah saya memesan burger satu ini. Enak banget! Burger daging sapi dengan keju dan coleslaw di dalamnya. Daging burgernya juicy dan gurih banget. Bahkan burger dari fastfood terkenal itu kalah deh. Disajikan bersama kentang goreng yang juga besar-besar ukurannya. Menurut saya yang kurang hanya satu, platingnya.

Kalau mau mencari tempat nongkrong tetapi punya menu lengkap dan suasana yang oke, menurut saya Noe ini adalah tempat yang cocok. Harganya juga cukup terjangkau dan nyaman untuk berlama-lama di sini. Hanya satu kekurangannya seperti yang saya bicarakan di awal, lahan parkir.  Sekian ulasan dari saya, sampai jumpa di postingan selanjutnya. Selamat mencoba!

NOE COFFEE & KITCHEN

Alamat :

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 68

Klitren, Gondokusuman

Yogyakarta

(Sebrang UKDW)

Jam Operasional :

09.00 - 02.00

Instagram :

@noe.coffee