Perjalanan menuju Indonesia Bagian Timur adalah hal baru untukku. Setelah menyelesaikan pendidikan dari studi Arsitektur, aku berkesempatan untuk mengunjungi salah satu kota yang berada di provinsi Maluku Utara yaitu Tidore. Mungkin kalau ayahku tidak bekerja di sana, aku tidak akan pernah sampai di pulau tersebut.
Tidore sendiri merupakan sebuah pulau kecil yang dimana banyak terdapat pegunungan, jadi kota-kotanya hanya terletak di sepanjang pinggir pegunungan tersebut dan berseberangan dengan laut. Dikelilingi oleh banyak pulau di sekitarnya, seperti pulau Halmahera, pulau Ternate, pulau Maitara, Moti, Makian dan Mare.
Kota ini hanya memiliki sedikit penduduk, mungkin sekitar 10.000 jiwa. Dalam waktu 1 jam saja, kita sudah bisa menyusuri pulau ini ditemani dengan keindahan laut di sekitarnya.
Tampak pulau Tidore dari tengah laut
View pulau Ternate dari jalan raya di Tidore
View ke pulau Maitara dari Tidore
Kota Tidore
Pegunungan di Tidore
Salah satu pelabuhan di Tidore
Untuk menuju Tidore, kalian bisa menggunakan pesawat dan turun di Bandara Sultan Babullah di Ternate. Kemudian melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Bastiong menggunakan taksi. Dari pelabuhan, kalian naik Speed Boat (Kapal Cepat) dengan membayar Rp 10.000 atau Rp 100.000 jika ingin menyewa satu kapal agar tidak menunggu lama. Perjalanan sekitar 10 menit dan kalian akan tiba di pelabuhan Rum Tidore. Bisa saja kalian menaiki kapal feri, tetapi kapal tersebut tidak selalu berlayar setiap saat, hanya di waktu-waktu tertentu saja.
Speed Boat dan Kapal Feri di Pelabuhan Bastiong Ternate
Tidore adalah kota yang sepi. Jangan mengharapkan kalian akan menjumpai pusat perbelanjaan, tempat hiburan ataupun area bisnis disini. Usut punya usut pemerintahan kota ini sendiri memang katanya tidak menerima masuknya perkembangan industri China. Jadi mereka memang ingin memberdayakan penduduknya sendiri, namun terkendala oleh sumber dayanya yang memang tidak memadai. Jadi jika ingin kesana usahakan niat untuk wisata alam/adventure ya, bukan wisata belanja :D
Tak perlu berkecil hati, kota kecil ini menyimpan banyak pesona. Terdapat 2 buah benteng jaman perang dan juga beberapa area pantai.
1. Benteng Tahula
Benteng ini merupakan benteng yang didirikan saat Spanyol menaklukan Ternate pada tahun 1607. Tetapi benteng ini beberapa kali terhenti pembangunannya karena kurangnya tenaga kerja. Akhirnya pada tahun 1613 pembangunannya mulai diintensifkan saat pemerintahan Cristobal de Azcqueta Menchacha yang merupakan Gubernur Spanyol saat itu. Awalnya benteng ini dinamai Santiago de los Caballeros de Tidore.
Letaknya di Jl. Sultan Syaifuddin, Desa Soa Sio, Kec. Tidore. Tidak perlu membayar tiket untuk masuk ke area ini alias gratis. Kalian harus mendaki tangga yang cukup tinggi dan melelahkan untuk menuju benteng tersebut. Dari atas benteng dapat dilihat kota Tidore dan lautan lepas.
Selain itu masih ada 1 benteng lagi dari peninggalan jaman Spanyol, yaitu benteng Toware. namun sayang sekali benteng tersebut tidak terawat dengan baik dan hanya sisa reruntuhan karena hancur diserang oleh Belanda pada abad ke-17.
2. Pantai Gamgau
Pantai Gamgau terletak di Kelurahan Mafututu. Pantai ini memiliki pasir putih dan view menuju pulau Ternate.
3. Pantai Akesahu
Pantai lain di Tidore adalah pantai Akesahu yang juga menyediakan sebuah pemandian air panas di pinggir pantai. Sayangnya aku tidak sempat mampir kesana. Hanya melihatnya dari tengah laut saja ketika aku dan ayah melaut untuk memancing. Dari pelabuhan Rum, pantai ini hanya berjarak tempuh 30 menit.
4. Swering
Swering sendiri bukan nama tempat, tapi ini sebutan untuk tempat gaulnya anak Tidore yang berupa area pinggiran laut. Sepanjang laut di beberapa tempat di Tidore memang di rancang agar bisa digunakan sebagai tempat duduk-duduk masyarakat sembari menikmati keindahan laut dan menanti matahari terbit maupun terbenam. Area ini ramai didatangi ketika malam minggu :D
Salah satu area swering
Ayahku, menanti fajar di swering *ceritanya* :D
Matahari telah terbit
Setiap pagi dan sore, di sepanjang swering juga banyak anak-anak muda maupun orang tua melakukan aktivitas olahraga seperti jogging dan bersepeda. Aku pun hampir setiap pagi bersepeda bersama ayahku. Suasana disini sangat berbeda, tidak terdengar hiruk pikuk kota. Udaranya masih segar dan tentu saja panorama lautnya luar biasa! Sekian dulu perjalananku di Tidore. Masih banyak cerita lain, kali ini akan di lanjutkan dengan perjalanan di pulau Ternate. Pompa semangat menulis dulu! Sekian! :D